HP. 0856-0196-7147

PENCARIAN

Jumat, 31 Maret 2017

PTK SD 316 : Upaya Meningkatkan Penguasaan Siswa Terhadap Materi Pelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SD XXX Tahun Pelajaran 2008/2009 Semester 1

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tugas seorang pendidik adalah mendidik, mengajar, membimbing dan melatih siswanya agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, guru harus mempunyai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara professional. Ini berarti guru tidak hanya dituntut menguasai materi ajar atau menyajikan secara tepat, tetapi juga mampu melatih, menilai kinerjanya juga mampu memperbaiki hasil pembelajaran yang telah disajikan
Untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran maka perlu melakukan perbaikan pembelajaran melalui penilaian tindakan kelas (PTK). Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki pembelajaran. Maka dapat dikatakan pembelajaran yang berhasil akan ditunjukkan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh para siswa di sekolah
Sebagai kondisi awal dapat disampaikan bahwa, dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 15 orang siswa hanya 7 yang mencapai penguasaan materi atau sebesar 46,6 % sebelum diadakan penelitian, dan 8 orang siswa yang tidak berhasil atau 53,3 % pada mata pelajaran Matematika. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V yang jumlah siswanya 15 orang. Tingkat penguasaan materi yang berhasil sebelum penelitian dilaksanakan  sebanyak 9 orang siswa atau 60 % dan yang belum menguasai sebanyak 6 orang siswa atau 40 % tingkat ekonomi ayang rendah dan tingkat kemampuan daya piker siswa yang di bawah rata-rata melatar belakangi dan mempengaruhi hasil belajar siswa di dalam kelas.
Dalam beberapa kali melakukan perbaikan pembelajaran hanya 7 orang siswa dari 15 orang siswa kelas V yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70 % ke atas. Hal tersebut terjadi pada mata pelajaran Matematika (ekskta) dan Bahasa Indonesia (non eksakta)  selama pembelajaran berlangsung
Pada saat pembelajaran berlangsung jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap pelajaran yang disajikan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan pelajaran guru dikarenakan mereka tidak paham pada materi pelajaran sehingga tidak bias memberikan tanggapan.
B.     Berdasarkan hal tersebut, kemudian diidentifikasi kekurangan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Beberapa masalah dari hasil identifikasi dapat disampaikan sebagai berikut :
a)      kurangnya keberanian siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dimengerti
b)      rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
c)      kurangnya perhatian siswa ketika proses pembelajarn berlangsung
d)     metode yang digunakan kurang bervariasi
e)      kurangnya minat guru untuk menggunakan alat peraga yang telah tersedia.
Berdasarkan temuan yang didapati di dalam kelas, penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia adalah :
a)      penjelasan guru terlalu abstrak
b)      tidak menggunakan alat peraga
c)      metode yang digunakan kurang menarik dan bervariasi

C.     Rumusan Masalah
Sebagai rumusan masalah dalam perbaikan ini adalah bagaimana meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran?

D.    Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga di kelas V  di SD Negeri No. 184/V Parit Ponco

E.     Manfaat Penelitian
Penelitian mempunyai manfaat yang cukup besar bagi penulis dan siswa serta pembelajaran itu sendiri maupun bagi sekolah diantara manfaat tersebut adalah :
1.      Peneliti
a)      Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran akhir adalah perbaikan pembelajaran
b)      Meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan proses pembelajaran
c)      Mampu mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

2.      Untuk Siswa
a)      Dengan adanya kemampuan guru untuk melakukan penelitian akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian adanya hubungan timbale balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar dari siswa
b)      Siswa akan mendapat perhatian khusus dari guru sehingga sikap kritis dapat menjadi modal bagi siswa untuk selalu menyikapi kinerjanya dengan harapan siswa dapat berperan aktif dalam belajar
c)      Dengan adanya penelitian, kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisa dan diperbaiki , sehingga hasil belajar siswa mampu diharapkan akan meningkat

3.      Instansi/Sekolah
Sekolah yang para gurunya terampil melakukan penelitian tentu akan memetik manfaat, diantaranya : sebagimana yang diargumentasikan oleh Hergresver (dalam Hopkins, 1993) dimana Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri guru, maka telah berhasil pula sekolah tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk siswanya.
Selain itu juga sekolah yang para gurunya mampu membuat perubahan/perbaikan, maka sekolah tersebut mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan seperti penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru. Disamping itu pendekatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas dapat dilaksanakan dalam pengolahan kegiatan sekolah



DAFTAR PUSTAKA

Wiranataputra, S U (2003). Strategi Mengajar. Hal 2.3. Jakarta Universitas Terbuka. 2003
Wiranataputra, S U (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Hal 1.8. Jakarta Universitas Terbuka. 2007
Munsetyo. G. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Hal 6.4. Jakarta : Universitas Terbuka. 2007
Karim, A. M. (2004). Pendidikan Matematika II. Hal. 4.19. Jakarta : Universitas Terbuka. 2004
Wiranataputra, S U (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Hal 3.13. Jakarta Universitas Terbuka. 2007
Wahyudin. D 92006). Pengantar Pendidikan. Jakrta : Universitas Terbuka. 2006

Kurikulum 2004. Standar Kompetensi



Buku-buku referensi di atas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (KLIK)

Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147




Minggu, 29 Januari 2017

PTS 014 : Pendekatan Diskusi Interaktif Dalam Peningkatan Pelayanan Dasar Bimbingan dan Konseling Pada SMA dan SMK xxx

ABSTRAK



Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui terjadinya peningkatan wawasan, kemampuan konselor dalam merencanakan pelayanan dasar bimbingan dan konseling dengan pendekatan diskusi interaktif. (2) Mengungkap partisipasi konselor dalam diskusi interaktif. Penelitian ini menganut model penelitian tindakan dengan empat tahapan. Dimulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, dan dengan 2 siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, obsevasi dan studi documenter. Analisis data dimulai sejak penelitian dimulai ketika diadakan persetujuan mengikuti diskusi interaktif. Kegiatan refleksi dengan membayangkan kembali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Melibatkan semua peserta dan membandingkan hasil pre-tes dengan satuan pelayanan dasar konseling, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru pembimbing mengingkat dalam merencanakan satuan pelayanan dasar konseling dengan materi yang menarik, menantang dan up todate serta Menggunakan metoda yang disesuaikan dengan karakteristik konseli meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan diskusi interaktif telah berperan secara aktif dan menyelesaikan tugas secara mandiri dalam batas waktu yang sudah ditetapkan. 


Daftar Pustaka

Abdurrahman. Dh. 1985. Diskusi Sebagai Alat Untuk Memecahkan Masalah, Jakarta, PT Karya Nusantara
Achmad Juntika Nurihsan, 2007. Bimbingan dan Konseling Dalam berbagai latar Kehidupan. Jakarta; PT Refika Aditama.
Arni Muhammad, 2008. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Akasara
H.M. Taylor dan A.G. Mear, 1984. Rapat Konferensi Diskusi dan mendirikan        Organisasi. Pentejemah  Anas Siddik. Jakarta, Balai  Aksara
Depdiknas, 2007. Peraturan Mendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta; Depdiknas.
Depdiknas, 2007. Peraturan Mendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta; Depdiknas.
Depdiknas, 2007. Panduan Penyususnan Perangkat Portofolio Sartifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta; Depdiknas.
Depdiknas, 2008. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta Dirjen PMPTK
Depdiknas, 2008. Bahan/Materi Bimbingan Teknis Kurikulum Tingkat Satuan Pendididikan SMA. Jakarta; Depdiknas.
Goldberg, Alvin.A, 1985. Komunikasi Kelompok Diskusi dan Penerapannya. Penterjemah Koesdarinisoemiati, Gary R Jusuf. Jakarta, UI Press.
Masril, 1993. Teras Kuliah Belajar Mengajar, Padang. Angkasa Raya.
            Mungin Eddy Wibowo,.2003. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, Materi Pelatihan Guru Pembimbing.  Jakarta,  Dirjen Dikdasmen.
Prayitno, 1995. Buku Seri Bimbingan dan Konseling di Sekolah Layanan
Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta Ghalia Indonesia
Prayitno, 2002. Hubungan Pendidikan . Departemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direkrorat SLTP.
Prayitno, 2003. Wawasan dan Landasan BK Buku 1 Materi Pelatihan Kompetensi Guru Pembimbing, Jakarta,  Dirjen Dikdasmen. 

      

Buku-buku referensi di atas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (Klik)
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/sms ke HP. 0856 0196 7147





Rabu, 11 Januari 2017

PTK SMP 214 : Pelaksanaan Metode Cooperative Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII-A MTsN XXX

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi penting dalam pelaksanaan pendidikan formal terutama yang berbasis umum. Hal tersebut dikarenakan materi pendidikan Agama Islam merupakan satu-satunya wahana untuk memberikan pengetahuan keagamaan, jika peserta didik tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernuansa religius selain disekolah, maka guru memegang peranan penting dalam mengelola dan mengambil tindakan bagaimana dan seberapa jauh tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pendidikan Agama Islam. Kegiatan belajar mengajar yang dapat melahirkan interaksi-interaksi antar potensi yang ada dalam diri peserta didik merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal diantaranya bagaimana guru dengan segenap pengalaman dan pengetahuannya mampu mengelola dengan menggunakan metodelogi yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik
Dalam mencapai tujuan dari pada instrumen itu adalah metode dalam mengajar. Banyak metode yang bisa digunakan dalam pengajaran sehingga seorang  guru harus selektif dalam memilih  dan menggunakan  metode  pembelajaran. Dalam pembentukan akhlaq peserta didik maka pembelajaran  agama islam memegang peranan yang sangat penting. Mengingat dalam agama islam sudah tercantum tata cara berakhlaq, hukum agama islam, hukum ibadah dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat pendidikan agama islam kurang begitu diminati oleh peserta didik. Banyak yang menganggap  bahwa pendidikan  agama islam sudah mereka  dapat dalam  sekolah-sekolah  non formal yang ada di musholla atau dimasjid sehingga minat untuk belajar  agama islam sangatlah kurang. Selain dari pada itu pembelajaran Aqidah Akhlak dirasa kurang menarik minat siswa karena tidak adanya metode yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Pelajaran Aqidah Akhlak akan selalu bersinggungan dengan kehidupan  manusia sehari-hari, sebab sebagai insan yang beragama islam maka Aqidah dan Akhlak yang sesuai dengen ajaran agama Islam akan selalu melekat pada kehidupan mereka. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran yang tepat untuk mengajar pendidikan agama terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak disekolah. Seperti kita ketahui bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang memuat tentang dasar keyakinan yang pokok atau Aqidah yakni yang menyangkut keimanan seseorang serta tata cara bersikap dan bermoral baik dalam hubungannya dengan Hablimminallah ataupun Hablumminannas dan lingkungan alam sekitar, sehingga mata pelajaran Aqidah Akhlak akan tetap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat pentingnya materi agama dalam kehidupan manusia dan dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kita harus mampu menyajikan materi agama Islam secara lugas dan mudah dipahami serta dapat bersinggungan secara langsung dalam kehidupan siswa. Berangkat dari permasalahan tersebut diatas maka peneliti berusaha mengadakan penelitian tentang metode pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak pada saat PKLI di MTs Negeri Malang III Gondang legi.
Peneliti  yang sekaligus guru pratikan  berusaha menerapkan-menerapkan metode Cooperatif Learning dan metode Diskusi dalam meningkatkan keaktifan siswa  dan lebih memahamkan siswa  dalam mempelajari  mata pelajaran Aqidah Akhlak. Metode cooperatif learning hampir sama dengan metode  kelompok, pembentukan kelompok untuk belajar salah satu alternatif dalam keberhasilan pendidikan. Pada dasarnya metode cooperatif learning guna membentuk kerjasama dalam belajar dengan proses yang bertanggung jawab sesama anggota kelompoknya.
Sebagai tindak lanjut dalam pembelajaran maka peneliti menggunakan metode yang kedua yaitu diskusi kelas guna memperesentasikan  hasil dari belajar  kelompoknya. Suasana kelompok yang lebih mengutamakan kerjasama antar siswa tanpa membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang mampu untuk dapat menjadi penyeimbang dalam proses belajar mengajar. Suasana tolong menolong dalam kelompok diharapkan dapat menolong siswa yang kurang mampu untuk dapat memahami materi pelajaran dan dalam diskusi kelas.
Dengan menggunakan metode cooperatif learning dan metode diskusi yang diterapkan  dalam kelas VIII-A MTsN Malag III bertujuan agar dapat meningkatkan minat belajar siswa  terhadap materi pelajaran agama Islam dan meningkatkan minat belajar siswa serta tercapainya  hasil belajar yang baik.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apakah metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII-A MTsN Malang III Gondang Legi?
2.    Bagaimana system evaluasi yang digunakan dalam menetapkan standar keberhasilan belajar siswa?
3.    Apa saja kelebihan dan kekurangan metode cooperative learning?

C.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti di MTsN Malang III Gondang Legi sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apakah metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII-A MTsN Malang III Gondang Legi?
2.      Untuk mengetahui system evaluasi mana yang cocok digunakan dalam metode cooperative learning dalam standar keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII-A MTsN Malang III Gondang Legi?
3.      Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode cooperative learning .

D.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil pada penggunaan metode cooperative learning pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII-A MTsN Malang III Gondang Legi adalah :
1.      Lembaga.
Memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa  pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII-A MTsN Malang III Gondang Legi guna pengembangan  keilmuan.
2.      Siswa
Dengan adanya penerapan metode cooperative  learning siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi pelajaran agama islam sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan  oleh guru
3.      Guru
Dengan penerapan metode cooperative learning ini dapat digunakan para pengajar dalam menambah pengetahuan dan wawasan dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran.
4.      Peneliti

Sebagai bentuk kreatifitas  dibidang penelitian dan sebagai  wawasan dalam dunia  pendidikan



DAFTAR PUSTAKA

Roestiyah NK., (1985 : 125), Strategi Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.
Zuhairini, dkk, (1983 : 106), Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha nasional, Suarabaya.
Shalahuddin, Mahfud, (1987 : 100), Metodologi Pengajaran Agama, Bina Ilmu, Surabaya.
Surakhmad, Winarno, (1984). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar :  Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Tarsito, Bandung.
Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta

http://dadirahayu.googlepages.com/PENGEMBANGANPEMBELAJARANDENGANMENGGU.pdf, Download Tanggal 01 Februari 2010


Buku-Buku Referensi diatas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (KLIK)
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi / sms ke HP 0856 0196 7147



Kamis, 22 Desember 2016

PTK TK 024 = Pd 993 : Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Media Gambar Pada Anak Kelompok A TK XXX Tahun 2012/2013

ABSTRAK


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak kelompok A TK XXX. Subjek yang diteliti berjumlah 20 anak Penelitian dilakukan dengan menggunakan media gambar dengan jumlah tindakan sebanyak tiga kali yaitu tindakan pra siklus, siklus I dan siklus II. Masing-masing tindakan memperoleh nilai. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung. Setelah dianalisis direfleksi sehingga diperoleh kesimpulan data yaitu, untuk pra siklus rata-rata 26,2 prosentase ketuntasan belajar 32,25%. Pada siklus I rata-rata 43,2 prosentase ketuntasan belajar 54% dan siklus II rata-rata 57 prosentase ketuntasan belajar 71,25%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II ini kemampuan berbahasa melalui media gambar telah mengalami peningkatan. Penerapan media gambar mampu mengatasi masalah rendahnya menyususn kalimat sederhana. Dengan media gambar ini pula kecerdasan bahasa dapat digali dan ditingkatkan. Hal ini terbukti dari hasil tahapan siklus anak kelompok A TK XXX mengalami peningkatan rata-rata yang signifikan dari sebelum menggunakan media gambar.


Kata kunci: Kemampuan, Media, Pembina 


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, dkk. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jogjakarta: Rineka Cipta
Astuti Wili. 2011..Bermain dan Tehnik Permainan, Surakarta,Qinant
Direktorat Pembinaan TK dan SD th 2010, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di Taman Kanak-kanak,Jakarta: Depdiknas
Hasan Maimuna.,2012.Pendidikan Anak Usia Dini.,Diva Press
Prasetyarini Aryati, 2011.Modul Psikologi Pendidikan,Surakarta : UMS
Surtikanti, 2011.Modul Media Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini ,Surakarta:UMS
Siswanto Igrea dan Sri Lestari,2012.Pembelajaran Atraktif dan 100 Permainan Kreatif,CV Andi Offset
Sarjanaku.com. blog. Pend. Indonesia. 2013.Ketrampilan berbahasa, Pengertian bahasa dan jenisnya, Materi Pelatihan TOT
Tim Akar Media,Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : Akar Media Surabaya
Widyasari Choiriyah, 2011, Kreatif dan Keberbakatan, Surakarta,Qinant
Whardani Dwi Junita., 20011, Perkembangan Anak Usia Dini, Diva Press

Yamin Martinus dan Sanan Sapri Jamila,.2010.Panduan Pendidikan Anak Usia Dini., GP Press



Buku-buku Reeferensi di atas dapat diperoleh di TOKO BUKU RAHMA (KLIK) 
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147




Selasa, 06 Desember 2016

PTK SMP 213 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model Pembelajaran Make A Match Di Kelas IX SMP xxx

ABSTRAK

Penguasan materi pelajaran Bahasa Inggris dalam jenjang SMP meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: kosa tata, tata bahasa dan pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, Writing (menulis)  merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa tentang mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure pada semester 2 sebanyak 60% siswa masih berada di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Permasalahan tersebut sangat menarik perhatian penulis untuk mencoba memaparkan topik analisa terhadap kemampuan siswa menulis teks berbentuk posedur melalui model pembelajaran make a match.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IX A SMP XXX dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa.  Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan melalui MGMP program BERMUTU yang pada pelaksanaannya peneliti sebagai Guru Model berkolaborasi dengan 5 orang guru Bahasa Inggris yang tergabung dalam kelompok guru yang mengajar di kelas IX. Waktu pelaksanaan pada Bulan Februari  sampai dengan Maret 2010 atau pada semester 2.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk menyusun teks procedure, mengembangkan strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan, Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan komunikasi dengan mengemukakan gagasan, pendapat dan perasaannya secara sederhana baik lisan maupun tertulis. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi/ pengamatan dan pemberian test performance siswa dengan bentuk test tulis.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, hasil pengamatan mengindikasikan bahwa 29 dari 41 siswa (70,73%) terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Nilai siswa hasil dari evaluasi test tulis hanya 1 orang siswa (0,22%) saja yang masih belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai post test siswa berupa evaluasi individu melalui Lembar Kerja Siswa menunjukan Sebanyak 3 siswa (0,07%) mendapat nilai C ‘good’, 17 siswa (0,41%) mendapat nilai D ‘fair’, 20 siswa (0,49%) mendapat nilai E ‘poor’
Akhirnya penulis menyimpulkan berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas bahwa tujuan penelitian yang telah dilaksanakan mengalami keberhasilan. Dengan kata lain, impelmentasi tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berbentuk prosedur dan meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Anita  Lie. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia , 2005
Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin:
Deakin University.
            Mulyana, Slamet.2007. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan
Profesi Guru. Bandung: LPMP.
Mulyasa. (2003).  Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi.  Bandung : Remaja Rosda karya.
Suhardjono et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang
Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi  Guru.
Jakarta: Dirjen Dikgu dan Tentis.
Stringer, R. T. 1996. Action research: A handbook for practitioners. London
International Educational and Profesional Publisher.
            Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
Dirjen Pendasmen Dirtendik: 2003.




Buku-Buku Referensi diatas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (KLIK)
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi / sms ke HP 0856 0196 7147





Minggu, 27 November 2016

PTK SMA 112 : Upaya Pencapaian Ketuntasan Belajar Melalui Tindakan Remedial Dengan Metode Pemberian Tugas Dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas X Semester Ganjil SMA XXX Tahun Pelajaran 2007/2008 (Sosiologi)

ABSTRAK



Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya nilai pembelajaran Sosiologi siswa kelas X semester ganjil Sekolah Menengah Atas XXX, oleh karena itu dalam penelitian ini dibahas tentang upaya pencapaian ketuntasan belajar melalui tindakan remedial dengan metode pemberian tugas dalam pembelajaran sosiologi di kelas X semester ganjil SMA XXX.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas  tindakan remidial dengan menggunakan metode pemberian tugas sebagai upaya Pencapaian ketuntasan belajar pada bidang studi Sosiologi di Kelas X Semester Ganjil SMA XXX.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa serta lembar evaluasi belajar yang terdiri dari tes obyektif. Analisa data menggunakan rumus sederhana yaitu persentase (%).
Dari hasil analisa data menunjukkan tindakan remidial dengan menggunakan metode pemberian tugas pada bidang studi Sosiologi di Kelas X Semester Ganjil SMA XXX mencapai ketuntasan belajar siswa; Hal ini dapat dilihat dari prosentase rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (78,00%), siklus II (85,00%), siklus III (95,00%).

Simpulan dari penelitian ini adalah tindakan remidial dengan menggunakan metode pemberian tugas pada bidang studi Sosiologi di Kelas X Semester Ganjil SMA XXXTahun Pelajaran 2007/2008 dapat dijadikan upaya dalam mencapai ketuntasan belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1978. Didaktik Metodik. Semarang: PT Toha Putra.
Ali, Muhammad. 1987. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Metode Penelitian. Jakarta: PT Bina Aksara.
Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta.
Hasi, Sutrisno. 1991. Evaluasi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS.
I.I Pasaribu. 1982. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Tarsito.
Ischak Dkk. 1987. Program Remidial dalam Proses Belajar Mengajar . Yogyakarta : Liberty.
Purwanto, ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung.
Sudirman AM. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
S. Winkel. 1982. Psikology Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Usman, Uzer. 1984. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.




Buku-buku Referensi di atas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (KLIK)
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147


Senin, 07 November 2016

PTK SD 214 = Pd 879 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (PTK Di SD XXX Tahun Ajaran 2009/2010)

ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Realistic Mathematic Education dan mengetahui hasil belajar siswa dengan pendekatan Realistic Mathematic Educations. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN XXX yang berjumlah 28 siswa. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan review. Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang bersifat kolaboratif antara peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah.
Analisis data secara diskriptif dengan prosentase. Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yaitu peningkatan kemampuan siswa dalam mengajukan dugaan sebanyak 11 siswa (39,28%) pada putaran I, 13 siswa (46,43%) pada putaran II, pada putaran III sebanyak 15 siswa. Siswa yang mampu memanipulasi matematika sebanyak 9 siswa (32,14%) pada putaran I, 11 siswa (39,28%) pada putaran II dan 15 siswa (53,57%) pada putaran III. Siswa yang  mampu menarik kesimpulan dari pernyataan meningkat sebanyak 11 siswa (39,28%) pada putaraan I, 1,15 siswa (53,57%) pada putaraan II dan 18 siswa (64,28%) pada putaraan III. Kemampuan dalam memeriksa kesahihan suatu argumen sebanyak 10 siswa (35,71%) pada putaraan I, 14 siswa (50%) pada putaran II, 16 siswa pada putaran III, kemampuan siswa dalam menentukan pola/sifat dari gejala matematis meningkat  pada putaran I sebanyak 13 siswa (46,43%), 15 siswa (53,57%) pada putaran ke II dan pada putaran III sebanyak 16 siswa (57,14%). Jumlah siswa dalam mengerjakan  soal dengan benar sebanyak 10 siswa (35,71%) pada putaran I, 12 siswa (42,85%) pada putaran II dan 15 siswa (53,57%) pada putaran III dan ketrampilan dalam menggunakan alat peraga meningkat pada putaran I, sebanyak 8 siswa (28,57%), 10 siswa (35,71%) pada putaran II dan 13 siswa (46,43%) pada putaran III. Hasil data tersebut bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dengan adanya peningkatan kelima aspek tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika juga mengalami peningkatan yang cukup berarti.


Kata kunci : kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, realistic




DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Tika. 2007. Upaya Peningkatan Aktivitas Berpikir Kritis Melalui Pengorganisasian Tugas Terstruktur dan Kuis. Skripsi. (tidak dipublikasikan): UMS.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, Syaifudi. 1992. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Signa Alfa.
Fauziningrum. 2006. Peningkatan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Problem Solving. Skripsi (tidak dipublikasikan). UMS.
Gunawan, Adi W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Harsanto, Radno. 2005. Melatih Anak Berpikir Analitik, Kritis dan Kreatif, Jakarta: Gramedia.
Mahaningrum, D. Sari. 2007. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika melalui Collaborative Learning. Skripsi (tidak dipublikasikan): UMS.
Marpaung. 2003. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Alam Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Lomba Matematika di Universitas Muhammadiyah Surakarta tanggal 24 Februari 2003.
M. Klafid, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika: Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Panca Helena. 2003. Perubahan Paradigma Pembelajaran Matematika Dari Paradigma Mengajar ke Paradigma Belajar. Disajikan Dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika yang Diselenggarakan Pusat Studi Pembelajaran Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tanggal 27-28 Maret 2003.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Siti M. Amin, dkk. 2008. Matematika SD di Sekitar Kita: Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Semester 2. Jakarta: Esis.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarno. Ig. 2002. Matematika 3 Mari Berhitung: Untuk Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta: Depdiknas.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.




Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147