BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pertumbuhan adalah perubahan dalam arti pertambahan ukuran tubuh dan
bagian-bagian lainnya sebagai akibat pertambahan jumlah sel-sel yang sama
dengan sel-sel yang tumbuh tersebut. Dalam keadaan normal pertumbuhan anak-anak
pada umur itu mengikuti pola tertentu sehingga pada umur tertentu didapatkan
sosok tubuh anak dengan ukuran dan bentuk tertentu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh
macam-macam faktor antara lain :
a.
Faktor
intrinsik : genetik dan hormonal
b.
Faktor
elestrinsik : lingkungan, masukan gizi, penyakit, akibat fisik, dan lain-lain.
c.
Interaksi
keduanya (Suprandjono,1986)
Masa pertumbuhan otak tercepat adalah pada trimester ketika janin
berada dalam kandungan sampai bayi berusia 18 bulan. Setelah itu otak masih
tumbuh dengan kecepatan yang makin berkurang sampai usia 5 tahun.
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak setelah lahir, dimana makanan merupakan kebutuhan
utama seorang anak untuk kelangsungan tumbuh yang yang optimal serta untuk
keperluan kesehatannya ( Samsudin,1993 ).
Makanan merupakan unsur terpenting bagi seorang anak karena tidak hanya
menetukan kesehatan pada masa sekarang tapi juga pada masa-masa yang akan
datang, bahkan berpengaruh terhadap kehidupan anak itu selanjutnya
(Morley,l979)
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang paling baik untuk bayi. ASI mempunyai
komposisi unik, sempurna susunan biokimiawinya untuk melindungi bayi dari
kekurangan gizi maupun infeksi. ASI dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayi akan
zat-zat gizi sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi memerlukan makanan
tambahan. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) disamping selain untuk memenuhi
kebutuhan bayi agar tumbuh dan berkembang secara sehat, juga digunakan untuk
menanamkan kebiasaan dan sikap yang baik terhadap makanan. Dalam keluarga perlu
ditanamkan sikap positif terhadap makanan sejak usia dini yaihi sejak bayi dan
balita (Hermina,1992)
Sampai usia 4-6 bulan, Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik,
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis bayi (Soedibyo dan Samsudin,1985). Hal ini
sesuai dengan sistem enzim dalam pencernaan bayi yang masih didominasi oleh
enzim laktosa untuk mencegah laktosa ibu.
Tapi sebagian orang tua menganggap bayi akan kelaparan tanpa makanan
tambahan sehingga mereka memperkenalkan pisang atau bubur dan sebagainya,
padahal jenis ini memerlukan kehadiran enzim maltosa (karbohidrat) pada pisang dan
bubur. Enzim maltosa umumnya belum banyak diproduksi oleh bayi dibawah usia 4
bulan. Kesalahan dalam memberikan makanan ini tentu membuat tubuh bayi tidak dapat
mencerna dengan sempurna makanan yang diberikan oleh ibunya sehingga tidak
dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
Diatas usia 6 bulan, kebutuhan gizi meningkat dan bayi memerlukan
makanan yang lebih padat dan berserat. Oleh karena itu pemberian ASI perlu
dilengkapi dengan pemberian berbagi jenis makanan bayi lain ( makanan
pendamping bayi atau makanan tambahan ) yang cair maupun yang lebih padat.
Dengan demikian peranan ASI dalam memenuhi kebutuhan gizi antara lain energi
secara berangsur-angsur berkurang (Soedibjo dan Samsudin,198S).
Pada usia 4 bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan
pendamping ASi harus setelah empat bulan, karena jika diberikan terlalu dini
akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan atau
diare. Sebaliknya bila makanan pendamping diberikan terlambat akan
mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang (Toeti
Sunardi,2000)
Di negara-negara berkembang sering dijumpai adanya gangguan pada masa
anak membutuhkan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI, dimana terjadi
pemberian makanan tambahan yang terlalu dini atau terlalu tua. Keadaan tersebut
dapat membawa akibat yang kurang baik untuk pertumbuhan anak (WH0,1988).
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak luput dari masalah semacam
itu (Depkes RI,1988). Lubis,dkk (1985) mengemukakan bahwa anak yang mendapatkan
makanan tambahan atau makanan pendamping ASI sebelum berusia 4 bulan hanya 21,4%
bergizi baik dan 78,6% pernah menderita kekurangan energi protein (Enoch,1988).
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “apakah ada pengaruh antara
waktu pemberian makanan tambahan dengan status gizi pada bayi di Puskesmas Purwodinigratan
Surakarta ?”
C.
Tujuan
Penelitian
Menilai status gizi bayi pada waktu pemberian makanan tambahan yaitu
kurang dari 4 bulan, antara 4 - 6 bulan, lebih dari 6 bulan.
D.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Manfaat aspek teoritik
Sebagai sumber data penelitian lain atau sebagai studi banding di
tempat lain.
2. Manfaat terapan, / aspek aplikatif
Sebagai informasi yang berguna bagi petugas-petugas kesehatan,
khususnya dalam hal pemberian makanan tambahan pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Atik, Gizi buruk akibat kritis atau perilaku, Kompas, 20 Juni 1999
Aritonang, I, 1990. Pemantauan Pertumbuhan Balita, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Djarwanto Ps., Pangestu Subagyo, 1996. Statistik Induktif, BTFE,
Yogyakarta.
Depkes RI, 1998. Buku Pedoman Penggunaan pengganti Air Susu Ibu. Jakarta.
Djarwanto, Ps. dan Pangestu., S. 1996. Statistik Indusktif, BTFE
- Yogyakarta.
Enoch, M. dan Paradede, T. 1986 Profil Keluarga dengan Anak balita
Gizi Buruk”, Medika no. 3 tahun 12.
Hassan, R., Napitupulu, P.M. Latief, A., Pujiadi, A., Ghazali, MV., 1985.
Ilmu Kesehatan Anak, bag. I, hal. 145-167, 387-395, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Husaini, M.A. Meningkatkan Kualitas Tumbuh kembang Anak”. http//www.medika online.com.
Husaini, Y.K., Anwar, I1.M_. 1986. Makanan Bayi Bergizi Tinggi, hal.
29-34, Gajah Mada University Press, Yogya.
M.oerley, D. 1979. Prioritas di Negera Sedang Berkembang, hal. 136-176,
Yayasan Fssentia Medica, Yogya.
Samsudin, 1987. Perkembangan Tentang Jenis, istilah dan Pemanfaatan makanan Bayi selain ASI dalam Simposiumk
makanan Bayi KONIKA VII, Jakarta.
Samsudin, 1991. Perkemhangan Makanun Bayi dan Penggunaannya yang
rasional dalain Upaya Peningkatan Kualitas Anak Indonesia dalam Pengukuhan Guru
Besar Tetap dalam Ilmu Keselezatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Soetjiningsih, 1995. Dasar-dasarMetodologi Penelitian Klinis, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Tuti Soenardi, 2000. Makanan Pendanping ASI, http/www.medika online.com.
Soedibyo, S. 1982. Pelbagian Jenis Makanna Padat untuk pelekngkap
Makanan bayi, diajukan pada PTE3-IKA, Jakarta.
Sutrisno Hadi, 1994.Metodologi Research Edisi ke, 4, ha1.315
- 355, Gajah Mada
Press. Yogyakarta.
UNICEF, 1985. Buku Pedoman Petugas Lapangan Dalam Upaya Perbaikan
Gizi Keluarga Cetakan V, Depkes RI,
Jakarta.
Watik Pratiknya, 1986. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokterara
dan Kesehutan, CV. Rajawali, Jakarta.
Buku-buku referensi di atas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (KLIK)
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar