HP. 0856-0196-7147

PENCARIAN

Minggu, 06 Desember 2015

PTK SMP 020 = Pd 449 : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A MTs XXX Pada Pokok Bahasa Menghitung Luas Daerah Persegi Panjang Dan Persegi Melalui Model Pembelajaran Problem Posing Type Pre Solution Posing Dalam Kelompok Kecil





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika masih menjadi masalah serius, hal ini dapat dillihat dari hasil belajar matematika siswa pada mata pelajaran matematika yang masih kurang dari nilai tujuh pada rata-rata kelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah klasik salah satu diantaranya karena model pembelajaran matematika yang kurang variatif dan jarang melibatkan siswa dalam menyelesaikan dan menemukan suatu masalah.
Proses belajar mengajar yang baik menitikberatkan pada pemberdayaan peserta didik. Hal ini berimbas pada pemilihan model pembelajaran bukan hanya memorisasi materi dan menjelaskan saja, bukan sekedar penekanan pada penguasaan materi yang diajarkan sehingga dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Proses belajar mengajar lebih menekankan pada bekerja, belajar hidup bersama dan memperoleh hasil yang maksimal.
Proses pembelajaran pada pokok bahasan menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs pada saat ini dengan model pembelajaran konvensional masih kurang memberi nilai lebih karena pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan dengan penerapan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing dalam kelompok kecil, dapat digali potensi pemahaman penerapan, dan aplikasi pengetahuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Siswa dalam interaksi belajar mengajar adalah subyek yang akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil belajar. Tuntutan kurikulum 2004 pada tingkat sekolah menengah pertama yang berupa standar kompetensi, menghendaki tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut.
1.      Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsisten.
2.      Mengembalikan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3.      Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4.      Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Dengan melihat tuntutan kurikulum diatas dan kenyataan dilapangan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan menghitung luas daerah persegi panjang dan persegi, nilai masih kurang dari 70. Maka perlu model pembelajaran yang mampu mengajak peran aktif siswa dalam ikut serta menemukan dan menyelesaikan masalah supaya hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal. Maka peneliti membuat salah satu solusi yaitu dengan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing dalam kelompok kecil. Yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan menghitung luas persegi panjang dan persegi.
Adapun beberapa alasan penulis untuk menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil adalah sebagai berikut.
1.      Model pembelajaran merupakan interaksi belajar dua arah sehingga dapat memberikan motivasi belajar dan mengurangi kejenuhan siswa.
2.      Bagi guru dapat membuat rencana perbaikan karena mendapat umpan balik dari siswa yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang diajukan.
3.      Dengan bekerja secara berkelompok siswa akan memperoleh masukan dari siswa lain.
4.      Penguasaan materi oleh siswa akan lebih matang karena dituntut untuk membuat pertanyaan dari pernyataan yang dibuat guru.
5.      Penulis mengharapkan dengan model pembelajaran problem posing tipe pre solution dalam kelompok kecil, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

B.     Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini adalah, “Apakah model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA MTs NU 01 Lebaksiu Kabupaten Tegal pada pokok bahasan menghitung luas persegi panjang dan persegi?

C.    Penegasan Istilah
1.      Model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil.
Model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Sedangkan tipe pre solution posing adalah tipe pada model pembelajaran problem posing dimana siswa membuat pertanyaan berdasarkan pertanyaan yang dibuat oleh guru.
2.      Meningkatkan
Meningkatkan adalah suatu usaha untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik.
3.      Hasil belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam menuntut suatu mata pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar sesuai dengan kurikulum yang ditentukan.

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIa MTs NU 01 Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal melalui model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dalam kelompok kecil pada pokok bahasan menghitung luas daerah Persegi Panjang dan Persegi.

E.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat bagi siswa
a.       Diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Diharapkan siswa dapat menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompok kecil.
d.      Mengurangi kejenuhan siswa dalam balajar metematika.
e.       Diharapkan siswa terampil dalam menyelesaikan soal menghitung luas persegi panjang dan persegi
2.      Manfaat bagi guru
a.       Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
b.      Guru mengenal karakter dan kemampuan konsep siswa sehingga akan mempermudah dalam tindakan evaluasi.
c.       Kemampuan penelitian tindakan kelas yang bervariatif dan inovatif.
3.      Manfaat bagi sekolah
a.       Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah.
b.      Sekolah menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas akan memperoleh hasil pengembangan ilmu.

F.     Sistematika Penulisan Skripsi
Pedoman penyusunan skripsi dibagi menjadi tiga bagian yakni, bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
1.      Bagian awal
Pada bagian awal penulisan skripsi ini memuat halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2.      Bagian isi
Pada bagian isi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut.
a.       Bab I Pendahuluan
Dalam bab I berisi tentang latar belakang, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
b.      Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan
Dalam bab II ini memuat tentang tinjauan pustaka dan hipotesis tindakan. Berisi teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yang merupakan tinjauan dari buku-buku pustaka. Dalam bagian ini peneliti membahas tentang belajar menurut beberapa ahli dari berbagai sumber, dan peneliti juga membahas tentang belajar faktor yang mempengaruhi belajar, model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing dibahas dari sumber. Bagian selanjutnya peneliti mengajukan hipotesis tindakan yang merupakan jawaban dari hasil analisis dari landasan teori yang peneliti ajukan.
c.       Bab III Metode Penelitian
Pada bab III memuat tentang lokasi penelitian yang terdiri atas tiga siklus dan setiap suklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. (W.S. Winkel, 1989:36).
d.      Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Dalam bab ini berisi tentang pelaksanaan pada siklus I dan siklus II dan selanjutnya dibahas hasil penelitian tersebut.
e.       Bab V Penutup.
Dalam bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran.
f.       Bagian akhir
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.





DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Bruce. 2004. Teaching and Learning Trough, Multiple Inteligences.
Jakarta: Intuisi Press.  Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama.    Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.    Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.  Kagan, Spencer. 2003. Cooperative Learning Resources for Teacher. Jakarta:
Intuisi Press.  Pandoyo, Dkk. 2004. Matematika 1a untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas 7.
Jakarta: Balai Pustaka.  Rusoni, Elin. 1999. Buku Pedoman Guru Madrasah Tsanawiyah Bernuansa Islam
dengan Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: BEP Dikjen Depag RI.  Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk
Penyusunan Skripsi. Semarang: UNNES.   Suyitno, Amin. 2005. Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan
Penerapannya di Madrasah Aliyah. Semarang: UNNES.  Zain, Aswan dan B.D, Syaiful. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.   



Untuk mencari buku-buku Referensi, siahkan klik link berikut : TOKO BUKU RAHMA


Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP 0856 0196 7147





Tidak ada komentar:

Posting Komentar