BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran, kegiatan belajar mengajar harus diarahkan pada aktifitas pengajaran
yang mampu mengembangkan segala potensi dan kreatifitas siswa. Tinggi rendahnya
tingkat kreatifitas belajar siswa di sekolah banyak dipengaruhi oleh interaksi
komponen-komponen pembelajaran.
Pengajaran bukan hanya memindahkan
pengetahuan ke generasi muda, atau hanya proses perubahan kebudayaan dan
mengembangkan kepribadian. Pengajaran siswa yang baik melibatkan siswa secara
aktif dan meniadakan pandangan bahwa siswa
sebagai makhluk pasif. Guru sebagai pengajar tidak hanya menyampaikan
materi, tetapi harus mampu mengorganisir proses belajar mengajar, sehingga
siswa termotivasi untuk belajar.
Pembenahan dalam pembelajaran perlu
dilakukan, yaitu pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode yang
tepat, penyediaan media dan penanaman konsep yang benar. Pembaharuan bersifat
memperbaiki dan menyempurnakan yang telah ada. Hasil yang diharapkan dengan
adanya pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode yang tepat,
penyediaan metode dan penanaman konsep yang benar adalah tujuan pengajaran yang
belum tercapai dapat diselesaikan dan dapat memperbaiki pemahaman konsep yang
salah pada diri siswa.
Pembenahan sistem
pengajaran harus mampu membangkitkan minat para siswa untuk belajar lebih
aktif. Pembaharuan pengajaran, penerapan metode yang tepat, penyediaan media
pengajaran terutama harus dilakukan dalam pendidikan matematika, karena dalam
pendidikan matematika secara umum masih banyak kendala dan masalah yang
dihadapi, misalnya nilai anak untuk mata pelajaran matematika rendah, pelajaran
matematika belum mempunyai makna sebagai bagian dalamkehidupans ehari-hari,
pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, pembelajaran
matematika yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat konfensional,
minimnya penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika, minimnya
daya inovatif, kreatifitas dalam pembelajaran matematika menjadikan mata
pelajaran ini tidak disukai anak.
Menurut Bloom yang
dikutip oleh Djauzak Ahmad (1994 : 9), “Ketuntasan pembelajaran siswa dapat
ditunjukkan dengan meningkatkan kemampuan intelektual yang terdiri dari:
ingatan, pemahaman, penerapan analisis, sintetis, dan evaluasi”.
Dari data di SMU
NEGERI 1 MADIUN, ternyata prestasi pembelajaran matamatika siswa masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), baik secara individual maupun secara
klasikal. Hal ini disebabkan karena di dalam kegiatan belajar hanya
mengandalkan teori dan kurang menyadari pentingnya pendekatan pembelajaran
yakni metode pembelajaran.
Metode pembelajaran dalam matematika
ini banyak sekali yang tepat dan sesuai dengan tuntutan perkembangan
pembelajaran matematika. Metode-metode pembelajaran matematika yakni metode
demontrasi, metode pemecahan masalah, metode drill dan latihan, metode
penemuan, metode tanya jawab, metode inkuiri dan sebagainya.
Berdasarkan kajian latar belakang masalah tersebut di atas, maka ditemukan permasalahan dalam pembelajaran matematika di SMU Negeri 1 Madiun sebagai berikut:
1.
Prestasi matematika siswa SMU Negeri
1 Madiun masih tergolong rendah.
2.
Pelajaran matematika belum
memiliki makna sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Pelajaran matematika masih
dianggap sebagai pelajaran yang sulit.
4.
Pembelajaran matematika yang
dilaksanakan oleh guru masih bersifat konvensional.
5.
Minimnya penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran matematika khususnya integral.
6.
Minimnya guru dalam
pembelajaran menggunakan media atau alat peraga.
Agar kualitas pendidikan anak
meningkat maka seorang guru harus tahu pentingnya metode pembelajaran. Ada tiga
cara utama dalam belajar yaitu model visual, auditorial, dan kinestetik. Visual
adalah belajar melalui indra penglihatan. Auditorial adalah belajar melalui
indra pendengaran. Kinestetik adalah belajar melalui peraba dan penglihatan.
Dari ketiga cara tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana dan tidak
kalah pentingnya dengan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi ini
ketiga cara turut bisa menyatu sehingga belajar anak lebih maksimal. Dalam hal
ini penulis mencoba menerapkan metode demonstrasi dalam pemahaman integral guna
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas III IPA-1 di SMU Negeri 1 Madiun.
Metode demonstrasi
sejenis dengan metode ceramah dan ekspositori. Kegiatan belajar mengajar
berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada
metode demontrasi aktivitas murid lebih banyak dilibatkan. Dengan demikian
dominasi guru akan lebih berkurang. Ciri metode demontrasi tampak dengan adanya
penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kemampuan guru membuktikan dalil,
atau menurunkan rumus, atau memecahkan soal cerita. Sedangkan yang berhubungan
dengan alat, maka guru dan murid sama-sama berperan dalam proses pembelajaran.
Pengajaran
matematika akan menunjukkan hasil memuaskan, jika pengajaran mampu menyampaikan
konsep dengan benar, mampu memilih pendekatan dalam mengajar dengan benar.
Matematika tidak akan menjadi sulit jika sejak dini ditanamkan dan diawali
dengan penyampaian konsep-konsep secara benar. Hal yang perlu diperhatikan adalah penanaman konsep
pada anak yang benar, pembelajaran yang menyenangkan, dihadapkan pada
benda-benda yang ada di sekelilingnya serta benda yang sesungguhnya.
Berdasarkan uraian
tersebut di atas maka judul dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
“PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMAHAMAN POKOK BAHASAN INTEGRAL GUNA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SMU NEGERI 1 MADIUN SEMESTER
I TAHUN PELAJARAN 2003/2004”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang masalah dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
“Apakah dengan penerapan metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar matematika konsep Integral
siswa kelas III IPA-1 SMU Negeri 1 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2003/2004?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian yang penulis harapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
“Untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika pada konsep Integral siswa kelas III IPA-1 SMU Negeri 1 Madiun Semester
I Tahun Pelajaran 2003/2004 melalui metode demonstrasi”
D. Manfaat Penelitian
Hasil
pelaksanaan penelitian penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran
matematika akan memberikan manfaat yang berarti, yaitu:
1.
Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian penerapan metode
demontrasi dalam pembelajaran matematika ini, guru sedikit demi sedikit mempunyai
keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan metode demonstrasi. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat
memberikan penanaman konsep yang benar.
2.
Bagi Siswa
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah
di kelas III IPA-1 SMU Negeri 1
Madiun dalam meningkatkan pemahamannya terhadap konsep penyelesaian integral.
Keberhasilan peningkatan pemahaman tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
3.
Bagi Sekolah
Setelah keberhasilan penelitian ini yakini penerapan
metode demontrasi dalam pembelajaran matematika khususnya integral, akan
memberikan sumbangan yang baik pada sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa di dalam kegiatan belajar di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2005. Mempraktikkan
Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.
Arifin Zaenal. 1990.
Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda
Karya
Elizabeth
B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora
Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball.
1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Herman Hudojo, 1990. Strategi
Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Koko Martono, R. Eryanto,
Firman Syah Noor, (2007). Matematika dan Kecakapan Hidup, Untuk SMA 12A.
Bandung : Ganeca Exact.
Prasetyawan Irawan, dkk.
1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta:
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruktisional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rini Budiharti. 2001, Strategi
Belajar Mengajar. Surakarta : UNS
Press.
Siti Choiriyah. 2006. Acuan Pengayaan
Matematika. Solo : Sindhunata
UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran.
Jakarta : Gramedia
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/sms ke HP. 0856 0196 7147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar