BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)
sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994: 9.6) adalah
“agar siswa dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara
logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Sehingga pengetahuan, pola
pikir, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar Matematika
diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan
yang dihadapinya.
Dalam dunia pendidikan, Matematika dijadikan sebagai
salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya jam pelajaran Matematika di sekolah dalam pelaksanaan
pendidikan, pelajaran Matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan dari
pendidikan dasar sampal pada tingkat perguruan tinggi.
Sebagai perwujudan pencapaian tujuan pembelajaran Matematika,
belajar merupakan proses aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan dalam
penguasaan hasil belajar siswa. Lerner (1988 : 12) menjelaskan “ada dua macam.
hasil belajar yang harus dikuasai siswa, perhitungan matematis (matematics
calculation) dan penalaran matematis (matematics reasoning)”. Berdasarkan hasil
belajar semacam. itu maka Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa “kurikulum
bidang studi Matematika mencakup tiga elemen (1) konsep, (2) keteramplian, dan
(3) pemecahan masalah”. Untuk itulah diperlukan kemampuan penalaran dan keterampilan
kinerja siswa yang dapat dikembangkan melalui latihan dan belajar Matematika.
Oleh karena itu Matematika rnerupakan sarana yang sangat penting bagi manusia dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Kenyataan di lapangan pada saat ini, meskipun Matematika
merupakan pengetahuan dasar yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari,
namun pelajaran Matematika salah satu pelajaran yang paling tidak disenangi
bagi siswa. Matematika bagi sebagian siswa dianggap sebagai pelajaran yang
sulit dan rumit, sehingga kemampuan siswa dalam pengetahuan dasar masih kurang.
Oleh karena itu, ketidakmampuan sering menimbulkan kejenuhan dan kesulitan
belajar terutama di dalam menganalisis secara sederhana untuk memecahkan
masalah dalam bentuk soal cerita. Akibatiya prestasi belajar siswa cenderung
lebih rendah dengan mata pelajaran lainnya.
Bertolak dari kenyataan di atas, maka dapat dikatakan
salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar Matematika adalah adanya pemilihan
metode pembelajaran yang kurang memberikan pernberdayaan dari potensi siswa dan
karakteristik bidang studi itu sendiri, dalam kegiatan pembelajaran lebih
terpusat pada guru sehingga pembelajaran kurang bermakna yang akhirnya tuiuan
belajar belum optimal.
Salah satu bidang garapan pembelajaran Matematika yang
memegang peranan penting ialah pengetahuan konsep yang menunjuk pada pemahaman dasar
dan keterampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh siswa. Suatu jenis
keterampilan Matematika adalah proses menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Keterampilan ini dapat dilihat dari kinerja
siswa yang dapat berkembang dan ditingkatkan melalui latihan. Pemecahan masalah
adalah aplikasi dari konsep dan keteramplian. Dalam pemecahan masalah biasanya
melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru
atau situasi yang berbeda.
Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi pendidikan
Matematika di Sekolah Dasar, ternyata guru dalam keterampilan memilih metode belum
dapat mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar.
Hal ini dikarenakan metode pernbelajaran yang digunakan kurang tepat dan guru
terbiasa dengan menggunakan strategi ekspositorik pembelajaran secara klasikal.
Pada dasarnya siswa, mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda- Dalam
pembelajaran klasikal guru memperlakukan siswa dengan cara yang sama, sehingga
perbedaan kemampuan dan cara belajar siswa kurang mendapat perhatian dari guru.
Pembelajaran secara klasikal memang perlu dilakukan dengan siswa dan menyadari
bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi, namun harus dicari afternatif
cara lain agar siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan cara yang
dipilihnya.
Dalam proses belajar mengajar guru harus memilih
strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada
tujuan yang diharapkan. Salah satu strategi itu harus mengetahui teknik-teknik
penyajian yang disebut pembelajaran. Sudjana (2001:8) menjelaskan “pembelajaran
hendaknya diupayakan oleh pendidik secara sistematik untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar”. Metode menurut
Modiono (1990: 580) adalah cara kerja yang konsisten untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Banyak metode yang dikenal misalnya : metode Ceramah,
Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Bermain Peran, Eksperimen, Widya
Wisata, Latihan, Simulasi, Kerja Kelompok dan simulasi. Guru profesional harus
dapat memilih metode yang tepat untuk pembelajaran khususnya Matematika dengan
ketepatan metode yang diterapkan oleh guru, diharapkan aktivitas guru dan siswa
lebih aktif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Salah satu metode pembelajaran Matematika yang dalam kegiatannya
cenderung melakukan banyak latihan, maka metode Kerja Kelompok merupakan suatu
metode yang dipandang tepat karena memungkinkan siswa dapat selalu belajar dan
bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan tugasnya dalam mencari pengalaman
belajarnya.
Pembelajaran Matematika akan dapat memberikan pengalaman
yang bermakna bagi siswa kelas V dalam proses belajar, bila siswa dalam
memahami berbagai konsep tentang keterampilan hitung dan cara memecahkan
masalah dalam bentuk soal cerita melalui pembelajaran langsung dan terstruktur.
Untuk itu menjadi tanggung Jawab guru untuk memilih penerapan metode Kerja
Kelompok sebagai metode untuk pemecahan masatah agar memudahkan siswa dalam
belajar Matematika dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Raka Joni dan Unen (1984: 11) menjelaskan “pesan terpenting
dari metode Kerja Kelompok adalah pemecahan masalah melalui proses kelompok”.
Johson dan Johson (1984: 10) menjelaskan “ada empat elemen dasar dalam
pembelajaran koperatif yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi
tatap muka (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan menjalin hubungan
interpersonal”. Interaksi koperatif menuntut semua anggota dalam Kerja Kelompok
dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog tidak hanya
dengan guru tetapi dengan sesama mercka. Interaksi semacam itu diharapkan dapat
memungkinkan siswa menjadi sumber belajar bagi semuanya. Di dalam pembelajaran
dengan penerapan metode Kerja Kelompok, siswa bukan hanya belajar dan menerima
apa yang disapkan guru, melainkan bisa juga berinteraksi antara anggota yang
satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan
tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Kegiatan Kerja Kelompok memungkinkan
siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga tanggung jawab siswa dalam belajar juga
menjadi lebih besar. Bekerja di dalam kelompok memungkinkan siswa untuk
membangun kebiasaan bekerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Di samping
itu sifat kepemimpinan dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok
memerlukan seorang pemimpin kelompok.
Metode pembelajaran yang diharapkan adalah
pembelajaran yang terjadi adanya proses interaksi saling kerjasama, tukar
informasi, pengalaman, mendapatkan pemecahan secara lisan dengan tujuan saling
bertatap muka bersama-sama. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas V SDN 01 XXX tahun
2008/2009”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah di
atas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah metode Kerja
Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V SDN 01
XXX tahun 2008/2009”?
C.
Tujuan Penclitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka
tujuan perbaikan ini adalah untuk membuktikan bahwa penggunaan metode Kerja
Kelompok dapat meningkatkan belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 01 XXX tahun 2008/2009.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru sebagai
peneliti, institusi maupun pendidikan secara umum, sebagai berikut :
1.
Bagi peneliti : Meningkatkan kepekaan guru dalam
melakukan tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai
tujuan yang diharapkan.
2.
Institusi : Meningkatkan mutu sekolah karena dengan meningkatnva
mutu guru dan nilai siswa berarti mutu sekolah secara otomatis terjadi
peningkatan.
3.
Pendidikan secara umum :
a.
Meningkatkan mutu pendidikan
b.
Tercapainya tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani Zainul, Agus Mulyana (2004). Tes dan Asesmen di SD.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Denny Setiawan (2004).Komputer dan Media Pembelajaran.Jakarta:
Universitas Terbuka.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta :
Depdikbud
Mulyani Sumantri, Johar Permana (2001). Media Pengajaran. Bandung:
CV. Maulana
Wardani I.G.A.K (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Andayani,dkk (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional.Jakarta:
Universitas Terbuka
Raka Joni dan Linen (1984). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:
Depdikbud
Tim Pengembang PGSD (1998). Strategi Belajar Mengajar II.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembang Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Sudjana, D (2001).Metodologi dan Teknik Pembelajaran Partisipatif.
Bandung : Falah Production.
REFERENSI LAINNYA
Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 0856-0196-7147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar