HP. 0856-0196-7147

PENCARIAN

Minggu, 17 Maret 2013

PTK SMP 067: Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Teknologi Informasi Dan Komunikasi Materi Menggunakan Internet Untuk Memperoleh Informasi Pada Siswa Kelas IX Bsemester 1 Smp Negeri XXX Tahun Pelajaran 2007/2008




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).
Pada SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi , peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan.
Melihat kondisi ini, peneliti berusaha untuk mencarikan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu model penugasan siswa secara kelompok untuk berdiskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya materi menggunakan internet untuk memperoleh informasi sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi   masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester genap kelas tahun pelajaran 2007/2008
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. 
Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas itu merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya kita perlu mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat tercapai. Dari hasil penelitian dan pengalaman mengajar siswa untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  di SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi, dimana kami telah menggunakan Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dengan mempergunakan lembar tugas siswa kreatif, disini terlihat keaktifan siswa tapi belum semua siswa berani mengemukakan pendapat atau bertanya,  dari hasil pengamatan kami dalam proses pembelajaran ini disebabkan karena tingkat berpikir siswa yang berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat, sehingga dalam proses pembelajaran masih didominan oleh siswa yang pintar.
Laporan ini disusun dengan sistematika secara garis besar meliputi Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Perbaikan, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran. Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan, observasi dan diskusi yang dilakukan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  di kelas IX B . Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Namun semua juga tidak terlepas dari kemampuan siswa dari proses pembelajaran berlangsung, dari proses belajar mengajar ini harus kerja sama antara guru dengan murid ini akan menghasilkan hasil yang maksimal dengan meminimalkan kendala yang ada dengan memaksimalkan keunggulan dari keduanya.

B.     Identifikasi Masalah

      Selama pembelajaran berlangsung siswa kelihatan tidak sungguh – sungguh dalam mengikuti pelajaran, kelihatannya diam tetapi diberi pertanyaan sering salah, bahkan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan alat peraga yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
Pada umumya siswa sekolah dasar kurang berminat terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi karena dianggap sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan, akibatnya materi yang sebenarnya mudah menjadi sulit untuk anak seperti materi tentang Negara maju dan berkembang. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi kendala – kendala yang ada di lapangan dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi  masih masuk dalam kategori rendah. Adapun kendala – kendala atau masalah yang dimaksud dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Siswa mempunyai anggapan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi  merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari.
2.      Siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif.
3.      Motivasi belajar siswa rendah sehingga tidak ada kompetisi antar siswa karena kurang adanya pengakuan bagi siswa yang berprestasi.
4.      Guru mendominasi pelajaran
5.      Guru tidak menggunakan metode dan alat peraga yang sesuai.
Berangkat dari masalah – masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   pada diri siswa. 

C.    Perumusan masalah

Dari identifikasi masalah, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. maka dapat dikemukakan analisis pemasalahan sebagai berikut :
1.      Metode yang digunakan guru kurang bervariasi
2.      Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang bisa menginterprestasikan kemampuannya.
3.      Guru sangat dominan sehingga keberhasilan siswa pada saat belajar sangat tergantung kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran.
4.      Urutan konsep pembelajaran yang masih kurang tepat.
5.      Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung.
      Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang menjadi fokus perbaikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi menggunakan internet untuk memperoleh informasi  pada Siswa Kelas IX B  Semester Genap SMP Negeri 3 Karangjati Tahun Pelajaran 2007/2008 “

D.    Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Mendapatkan cara yang lebih efektif dalam membelajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi   pada materi menggunakan internet untuk memperoleh informasi
2.      Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   khususnya dalam menggunakan internet untuk memperoleh informasi bentuk melalui penugasan siswa dan penerapan metode demonstrasi.
3.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   
4.      Membangkitkan minat siswa untuk menyukai mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   

C.    Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1.      Bagi Siswa
a.       Memberikan suasana pembelajaran yang menggairahkan
b.      Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif
c.       Memupuk tanggung jawab individu maupun kelompok
2.      Bagi Guru
a.       Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
b.      Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa
3.      Bagi Sekolah
Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya.




DAFTAR PUSTAKA


Arifin Zaena. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Karya
Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayakan Ilmu Pengetahuan Alam . Solo : Sindhunata
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam . Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 
Yohanes Surya (1997), Olympiade, Jakarta : Galaxy.
Daniel Muijs dan David Reynolds 2000. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi ( Edisi ke -2 ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2004, Strategi PembelajaranAktif, CTSD,IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



Referensi lainnya



Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147




Tidak ada komentar:

Posting Komentar