BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama ini dalam
pembelajaran bahasa secara situasional, bahasa diajarkan dengan cara
mempraktikkan dan melatihkan
struktur-struktur dasar dalam berbagai kegiatan berdasarkan situasi yang
bermakna. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, seperti halnya teori
linguistik yang mendasari audiolingualisme, ditolak oleh para pakar linguistik terapan karena mulai mempermasalahkan
asumsi-asumsi yang mendasari pengajaran bahasa situasional. Menurut para ahli, tidak ada harapan/masa
depan untuk meneruskan mengajar gagasan yang tidak masuk akal terhadap
peramalan bahasa berdasarkan peristiwa-peristiwa situasional. Apa yang
dibutuhkan adalah suatu studi yang lebih cermat mengenai bahasa itu sendiri dan
kembali kepada konsep tradisional bahwa ucapan-ucapan mengandung makna dalam
dirinya dan mengekspresikan makna serta maksud-maksud pembicara dan penulis
yang menciptakannya (Howatt, 1984:280, dalam Tarigan, 1989:270).
Untuk mengembalikan
pengajaran bahasa Indonesia pada fungsi komunikatif, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menganjurkan penerapan pendekatan komunikatif dalam
pengajaran bahasa Indonesia. Pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang
berorientasi pada kemampuan berkomunikasi melalui bahasa. Tujuan belajar bahasa
diharapkan bukan sekedar belajar tentang bagaimana kaidah-kaidah gramatik, tetapi
lebih dari itu, belajar bahasa berarti belajar kaidah gramatikal untuk
komunikasi. Dengan kata lain, bahwa belajar bahasa dengan menerapkan pendekatan
komunikatif mempunyai tujuan ganda, yaitu (1) kesamaan bahasa yang
dipergunakan, dan (2) bahasanya mudah dimengerti maknanya (Effendy, 2006: 9).
Pembelajaran bahasa
Indonesia berdasarkan KTSP menganut pendekatan komunikatif. Artinya,
pembelajaran bahasa Indonesia harus mampu membawa peserta didik menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang komunkatif dalam pergaulan
sehari-hari. Komunikasi yang komunikatif mengandung arti bahwa komunikasi harus
menumbuhkan saling pengertian dan pemahaman antara komunikan dan komunikator.
Meskipun demikian, bukan berarti unsur kebahasaan tidak diajarkan melainkan
disajikan secara terintegrasi ke dalam empat keterampilan berbahasa (Idris,
2008: 2).
Hasil yang diharapkan dari
penerapan pendekatan komunikatif adalah mengarah pada keterampilan pragmatik
atau kemampuan komunikatif. Salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
dengan memasukkan suatu komponen silabus khusus yang disebut pragmatik, yang terdiri
dari bahan siswaan, bagaimana orang lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendy, 2006: 9). Pendekatan
komunikatif diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berbahasa secara
pragmatik yaitu kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai ragam dan bentuk dalam
kaitannya dengan faktor-faktor penentu atau faktor-faktor sosiolinguistik.
Pendekatan komunikatif dalam
pengajaran bahasa Indonesia tersebut menuntut kesiapan guru dan membekali diri
dengan pengetahuan tentang pendekatan komunikatif, sehingga guru dapat memahami
sekaligus juga mampu menerapkan pendekatan komunikatif itu dalam pengajaran
bahasa Indonesia. Selain kesiapan dari guru, peserta didik juga dituntut untuk
ikut serta berperan aktif dalam proses belajar mengajar, serta diperlukan
bimbingan belajar dari orang tua secara aktif di rumah. Dengan demikian,
apabila terjadi kekurangsiapan guru, lemahnya peserta didik dalam merespon
pelaksanaan pendekatan komunikatif ini, dan kekurangmampuan orang tua dalam
memberikan bimbingan belajar di rumah, kemungkinan justru akan memunculkan berbagai
kendala yang merugikan bagi proses belajar siswa.
Dalam rangka meningkatkan
efektivitas pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, diperlukan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi guru dan siswa (Yuliana, 2006: 64).
Dengan demikian, maka perlu adanya pengembangan format-format atau
prosedur-prosedur pembelajaran yang tepat dan mampu menyelesaikan
masalah-masalah yang muncul di kelas sesuai dengan kondisi aktual siswa dan
guru. Pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas X-B di SMA NEGERI ... belum
benar-benar disesuai dengan kondisi siswa dan guru, sehingga dianggap perlu
adanya penelitian tindakan kelas. Prestasi belajar siswa selama ini belum
banyak mengalami peningkatan, dimana nilai rata-rata siswa kelas X-B masih
berkisar pada nilai 7,0 sedangkan target yang ditetapkan guru adalah 7,5.
Ketuntasan belajar siswa masih sebesar 57,1% siswa yang tuntas belajar,
sedangkan KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.
Berdasarkan kondisi dan
pemikiran-pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pelaksanaan
Pendekatan Komunikatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia pada
Siswa Kelas X-B SMA NEGERI Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan atas latar
belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya masalah
sebagai berikut:
1. Prosedur pengembangan pendekatan
komunikatif yang dikembangkan pada kelas X-B SMA NEGERI ... belum benar-benar
disesuai dengan kondisi siswa dan guru.
2. Prestasi belajar siswa selama ini belum
banyak mengalami peningkatan, dimana nilai rata-rata siswa kelas X-B masih
berkisar pada nilai 7,0 sedangkan target yang ditetapkan guru adalah 7,5.
Ketuntasan belajar siswa masih sebesar 72% siswa yang tuntas belajar, sedangkan
KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu:
1. Seberapa besarkah peningkatan pelaksanaan
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas X-B
SMA NEGERI ...?
2. Seberapa besarkah peningkatan prestasi
bahasa Indonesia siswa kelas X-B SMA NEGERI ... setelah dikembangkan pendekatan
komunikatif yang disesuaikan dengan kondisi aktual siswa dan guru?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui besarnya peningkatan pelaksanaan pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas X-B SMA NEGERI ...
2.
Untuk
mengetahui besarnya peningkatan prestasi bahasa Indonesia siswa kelas X-B SMA
NEGERI ... setelah dikembangkan pendekatan komunikatif yang disesuaikan dengan
kondisi siswa dan guru.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai
aspek berikut:
1. Aspek Teoritis
Hasil penelitian diharapkan
dapat menyumbangkan khasanah pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya yang
berkaitan dengan strategi pendekatan pembelajaran untuk bidang studi Bahasa
Indonesia dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikatif siswa.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yaitu:
a. Bagi Guru
Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana pelaksanaan pendekatan
komunikatif dibidang Bahasa Indonesia, sehingga guru dapat mengkaji tentang
perlunya peningkatan daya dukung dirinya terhadap proses pelaksanaan yang lebih
baik.
b. Bagi Sekolah
1)
Hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk upaya pengembangan model
pembelajaran dengan pendekatan komunikatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
komunikatif siswa.
2)
Hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi dasar bagi sekolah untuk melakukan tindak
lanjut bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Hertina Hansen. 2008.
Pendekatan Komunikatif Sebagai Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Bahasa. www.UNC-indonesia.org
Supriawan, Dedi dan Surasega, A. Benyamin.
1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP
Bandung.
Sudrajat, Achmad. 2008.
Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran. www.psb-psma.org
Winataputra, Udin S. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anonim, 2008. Beda
Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta
Barnadib, Sutari Imam. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis.
Yogyakarta: IKIP
Djajasudarma, T. Fatimah.
1994. Wancana (Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur). Bandung: Eresco
Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Rosda Karya Remaja.
Maryati, Hastini. 2007.
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Pendidikan Dasar. www.ilmubahasa.com
Mulyasa, Enco. 2007. Menjadi
Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan
Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Prasetya Irawan. 1994. Teori
Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar Bahan Ajar. Jakarta: Dikti
Depdikbud.
Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis.
Bandung: Remaja Rosda
Ridwan, Rifai.1992. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Suyitno. 1982. Pengantar
Kemampuan Berbahasa. Surakarta: Fakultas Keguruan Universitas Sebelas
Maret.
Suwito. 1985. Sosiolinguistik
Pengantar Awal. Surakarta: Henary Offset.
Soetomo.1993. Dasar-dasar
Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional.
Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Uchjana, Onong.
2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wisnu, Murti. 2006. Konsep Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Rineka
Cipta
Yohanes, Martinus. 1991. Komunikasi
Efektif. Jakarta: Panorama Pustaka
Buku-buku Referensi di atas dapat dibeli di TOKO BUKU RAHMA (KLIK)
Untuk mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 0856 0196 7147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar