BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru
sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki kompetensi
paedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial. Upaya untuk menguasai keempat kompetensi itu melalui
pendidikan formal hanyalah merupakan syarat mutlak bagi guru. Akan
tetapi upaya peningkatan kemampuan terus menerus (continuous improvement) merupakan syarat yang tidak perlu ditawar-tawar lagi. Salah satu pilihan upaya yang bisa digunakan guru untuk melakukan continuous improvement
adalah melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas merupakan salah satu alternatif model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran dalam beberapa siklus secara kolaboratif
dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kesejawatan dan saling
membutuhkan (Suharsimi Arikunto, 2006 : 23). Dengan kata lain PTK
merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikanyang tak pernah
berakhir. Dari segi profesionalisme, PTK juga dipandang sebagai suatu
unjuk kerja seorang guru yang professional karena studi sistemik yang
dilakukan terhadap diri sendiri dianggap sebagai tanda (hallmark) dari
pekerjaan guru yang professional (Hopkins, 1993 dalam Wardani, 2000).
Alasan lain yang juga ikut memperkuat perlunya guru melakukan PTK
adalah keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan pengembangan di
sekolahnya dan mungkin ditingkat yang lebih luas, sehingga ia perlu
melakukan reviu terhadap kinerjanya sendiri, untuk selanjutnya dapat
dipakai sebagai masukan terhadap kinerjanya sendiri, untuk selanjutnya
dipakai sebagai masukan dalam reviu kinerja sekolah. Kegiatan menilai
daya serap, reviu muatan kurikulum, atau reviu teknik pembelajaran yang
efektif memerlukan keterampilan untuk melaksanakan PTK, guru akan merasa
lebih mantap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif. Dengan
kata lain PTK adalah suatu tindakan perbaikan pembelajaran yang
memerlukan kompetensi secara komperhensif.
Untuk
itulah dan melalui program pendidikan sarjana guru sekolah dasar
Universitas Terbuka yang program akhirnya adalah menyusun laporan PTK
dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan peneliti diarahkan pada mata pelajaran
Matematika . Berdasarkan hasil analisis nilai siswa kelas V SDN.Tanjakan
II Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang untuk topik sifat bangun rung
diperoleh data sebagai berikut :
- Pada pembelajaran konsep sifat bangun ruang, nilai rata-rata siswa pada topik ini hanya mencapai 5,00 dari Kriteria Ketuntasan Minimal 6,00.
- Berdasarkan catatan penulis, pada pembelajaran konsep sifat bangun ruang ini siswa cenderung pasif.
Berdasarkan refleksi yang penulis lakukan, identifikasi penyebab masalahnya antara lain :
- Guru kurang memberikan contoh-contoh soal realistik (sesuai dengan pengalaman keseharian siswa).
- Guru kurang memberikan latihan.
- Guru tidak menggunakan media/alat bantu pembelajaran untuk memperjelas konsep.
- Kurangnya waktu pembelajaran.
- Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
- Guru kurang terampil mengelola kegiatan pembelajaran.
Dari
analisis penyebab masalah, penulis dengan bantuan rekan sejawat dan
supervisor, dalam hal ini adalah pengawas SD Kecamatan Rajeg
merencanakan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan
masalahnya sebagai berikut :
a. Matematika
Pembelajaran Konsep sifat bangun ruang akan menggunakan :
1. Pendekatan pembelajaran realistik.
2. Frekuensi latihan pemecahan masalah di tambah
3. Menggunakan alat peraga model kerangka bangun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah
model pembelajaran realistik dengan menggunakan contoh yang relevan
dengan pengalaman anak serta model bangun ruang dapat meningkatkan
konsep pemahaman siswa tentang sifat bangun ruang ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Kegiatan perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan bertujuan :
- Mendeskripsikan pembelajaran realiatik untuk sifat bangun ruang.
- Mendeskripsikan dampak penggunaan pembelajaran realistik dengan penambahan latihan terhadap hasil belajar siswa.
- Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan model pembelajaran realistik.
- Menerapkan solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran realiatik dan alat perga modek kerangka bangun.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bagi
siswa pembelajaran model pembelajaran yang lain dari biasanya
memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses
pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena
itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Disamping
itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat memecahkan
masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara fisik,
mental, dan emosi dalam pembelajaran.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran inkuiri menjadi alternatif pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran. Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.
Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran inkuiri menjadi alternatif pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran. Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.
Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk.(2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka
Anonim (2006) Kurikulum Standar isi. Jakarta : Depdiknas
Arifin, Zainal (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; & Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Karso, dkk. (2000) Pembelajaran Matematika II. Jakarta : Universitas Terbuka
Wardani, I G. A. K.; Wihardit, K; & Nasoetion, N (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 0856 0196 7147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar