BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan politik di Indonesia pada tahun 1998 yang di awali dengan bergulirnya gerakkan revormasi menempatkan kebebasan pada tempat yang sangat terhormat. Atas nama kebebasan, kehidupan pers di tanah air mendapatkan udara, segar dengan di hapuskannya Surat Ijin Usaha Penerbitan (SIUUP). Pers yang selama berpuluh-puluh tahun terkekang dalam kebijakkan yang begitu mengikat, tentu saja tidak menyia-nyiakan keadaan ini. Terbukti dengan menjamurnya media cetak baru yang di terbitkan.
Kemunculan ratusan media baru dalam waktu sekejab pada gilirannya melahirkan kompetisi yang tajam di antara, media tersebut. Untuk dapat survie bertahan di masyarakat, media melakukan beberapa strategi misalnya membangun karakteristik tertentu yang di harapkan dapat menarik pasar/khalayak yang lebih segmented.
Lahirnya berbagai media cetak baik Surat kabar maupun majalah, secara tidak langsung ini membuktikan bahwa ilmu jumalistik pada, saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. Di latar belakangi dengan kesadaran manusia akan pentingnya informasi, make berbagai media cetak pada, saat ini berlomba-lomba untuk menajikan informasi yang menarik bagi para pembacanya, demi kelangsungan hidup media cetak tersebut.
Dalam lingkup Jurnalistik Media Cetak terdapat surat kabar yang di artikan sebagai suatu jenis penerbitan jurnalistik pers berwujud media massa tercetak berupa lembaran kertas atau sejenisnya menurut ukuran tertentu, bermuatan berita terbaru menurut keberkalaannya baik berupa tulisan maupun gambar atau symbol lain pada tiap halaman yang terbagi dalam kolom-kolom.
- Aspek Melek huruf.
- Aspek penguasaan atas materi yang di sampaikan/materi komunikasi.
Adanya alasan di ataslah maka penulis menginginkan Kuliah Keda Profesi (KKP) di sebuah Surat Kabar Harlan Umum Suara Merdeka. Penulis dapat mengetahui secara langsung atas segala teori-teori yang telah di berikan selama di bangku kuliah. Khususnya yang berhubungan dengan media cetak. Dengan adanya KKP di Suara Merdeka ini, penulis berharap dapat memperoleh tambahan pengetahuan yang belum pernah penulis dapatkan di perkuliahan.
Menurut Wilbur Schramm surat kabar merupakan buku harian tercetak bagi manusia. Harimurti Kridalaksana memberikan - definisi surat kabar sebagai terbitan berkala yang memuat berita, risalah, karangan, Man, clan lain sebagainya.(Muklis Yahya, Komunikasi Politik Dan Media Massa, Gunung Jati, Semarang , 2000).
Masing-masing karakter yang di kembangkan oleh media adalah hal yang wajar, namun begitu media harus mampu memposisikan diri dengan baik. Artinya karekter yang di kembangkan oleh media yang berlandaskan pada visi dan misi media tersebut haruslah berpegang pada nilai dan fungsi media sebagai sebuah institusi sosial. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat yang menimbulkan konflik misalnya, media harus, mampu mencari penyelesaian berdasarkan hokum atau aturan yang berlaku bukan berdasarkan kemampuannya untuk mempengaruhi masyarakat.
Meskipun pers memiliki kebebasan dalam menjalankan peranannya, bukan berarti pers mempunyai eksistensi yang mandiri. Karena bagaimanapun pers terikat dengan lembaga, masyarakat dimana pers mengabdikan dirinya.
B. Pengertian Kerja Profesi.
Kerja profesi adalah suatu penerapan di bidang yang di tekuni selama perkuliahan untuk mendapatkan untuk mendapatkan pengetahuan secara langsung di lapangan. Sesuai dengan program kurikulum, bahwa setiap mahasiswa jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi di wajibkan untuk menempuh kerja profesi di salah satu perusahaan yang ada.
Dengan adanya ini, mahasiswa mendapatkan wawasan yang luas dan bekal yang berguna untuk dapat andil dalam masyarakat serta dalam kerja profesi ini akan terjadi suatu keterkaitan kebutuhan antara mahasiswa dengan lembaga almamater dan juga dengan pihak perusahaan yang bersangkutan. Dan keterkaitan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain saling membutuhkan dan saling mengisi, yaitu antara lain sebagai berikut :
- Bagi Mahasiswa.
Mahasiswa memperoleh pengetahuan, pengalaman serta dapat melatih diri dalam bekeda dan saling menguntungkan, mahasiswa mendapatkan bimbingan dari perusahaan mendapatkan masukan melalui ide atau gagasan barn dari mahasiswa.
Dari adanya sistem keda profesi ini, maka yang mencapai ahli madya dan bekeda pada salah satu perusahaan sudah mengetahui tats keda, sehingga tidak lagi merasa canggung dalam menghadapi pekedaan yang diberikan oleh pemimpin.
- Bagi Lembaga Almamater.
Dengan melaksanakan keda profesi merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi almamater, karena anak didiknya mampu memberi andil bagi salah satu perusahaan. Dengan adanya itu, tidak sia-sia ilmu yang telah di berikan kepada mahasiswa sebagai anak didik karena mahasiswa merupakan kunci pokok untuk menentukan berhasil tidaknya suatu perguruan tinggi atau almamater. Dengan kata lain mahasiswa dapat memberi arti dalam menjamin kemajuan bersama.
- Bagi Perusahaan.
Dengan adanya keda profesi, sebuah perusahaan mendapat pemikiran atau ide-ide dari mahasiswa yang sudah memperoleh wawasan di bangku kuliah. Amara perusahaan dan mahasiswa saling keda sama dan bertukar pandangan dalam suatu perencanaan yang di kerjakan sehingga dapat menjamin kemajuan bersama.
C. Tujuan Kuliah Kerja Profesi.
Tujuan yang akan dilakukan oleh mahasiswa mempunyai maksud dan tujuan yang sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studi pada suatu perguruan tinggi maupun pelaksanaan perkembangan ilmu pengetahuan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam rangka penyusunan laporan KKP ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
- Untuk memenuhi syarat kelulusan sebagai mahasiswa strata satu (S-1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Komunikasi Universitas Slamet Riyadi.
- Dapat menjalin hubungan mutualisme dengan pihak perusahaan yang di tempati.
- Mendapatkan pengalaman, Pengetahuan dan ilmu yang belum didapat selarna di bangku kuliah.
D. Kerangka Teori.
1. Pengertian Surat Kabar.
Dalam pengertian sempit pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, seperti Surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya yang kemudian dikenal sebagai media cetak (F Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers, Gramedia, Jakarta, 1990). Secara, umum pers berfungsi sebagai alat penyebar gagasan, cita-cita Berta pikiran manusia.
Menurut Wilbur Schramm surat kabar merupakan buku, harian tercetak bagi manusia. Harimukti Kridalaksana memberikan definisi surat kabar sebagai terbitan berkala yang memuat berita, risalah, karangan, iklan dan lain sebagainya (Muchlis Yahya, komunikasi Politik dan Media Massa, Gunung Jati, Semarang ). Sebagai medium komunikasi, surat kabar memiliki tiga, fungsi mendasar yaitu:
a. Memberikan informasi yang obyektif kepada pembaca mengenai apa yang terjadi dalam lingkungannya, Negara dan apa yang terjadi di dunia.
b. Mengulas berita-beritanya dalam tajuk rencana membawa perkembangannya menjadi fokus atau sorotan.
c. Menyediakan jalan bagi orang yang ingin menjual barang dan jasa untuk memasang iklan.
Dalam sejarah persurat kabaran, ia lahir karena kebutuhn akan berita yang actual. Surat kabar memuat berita yang actual sejak permulaan. Dalam sejarah persurat kabaran, ia lahir karena, kebutuhan akan berita yang actual. Surat kabar memuat berita yang actual sejak permulaan diterbitkannya dalam abad ke-17,dan kemudian dijadikan cirri khas yang membedakan surat kabar dari buku dan penerbit lainnya. Bila dibandingkan dengan mdia lainnya, surat kabar unggul dalam aspek informasi. Informasi yang di sampaikan surat kabar lebih lengkap, terperinci, dan tidak hilang artinya ia bias dibaca ulang, memungkinkan pembaca untuk menyimpan informasi secara utuh.
2. Pengertian Berita.
Unsur terpenting dari sebuah surat kabar bahkan media massa lainnya seperti radio dan televise adalah berita. Lebih dari 90 % isi sebuah harian atau surat kabar adalah berita dalam arti luas.
Dr. Willard C. Bleyer, dalam bukunya “Newspaper Writing and Editing” mendefinisikan berita sebagai sesuatu yang actual yang dipilih oleh wartawan untuk di moat dalam surat kabar, karena ia menarik pembacapembaca tersebut.
Berbeda dengan Bleyer, Willian S. Maulsby, didalam bukunya “Getting The News”, mengartikan berita sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan barn saja terjadi, Yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut (Djafar H Asegaf, Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991). Pendapat Maulsby merupakan bagian dari pandangan positives yang melihat berita sebagai hal yang obyektif.
Tidak semua peristiwa, yang terjadi dalam masyarakat akan di angkat dan di ketengahkan oleh media. Hanya berita-berita yang memiliki nilai saja yang di must dalam media. Nilai berita adalah prosedur standar peristiwa apa yang bisa disebarkan kepada khalayak.
Proses pembentukkan berita merupakan proses yang remit dan banyak factor yng berpotensi mempengaruhi. Oleh sebab itu niscaya akan menjadi pertarungn dalam memakai realitas dan prestasi media, yang pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh yang beragam.
Jakob Oetama menegaskan bahwa pembuatan berita bukanlah sesuatu yang dapat di lakukan secara individual. Selain memberikan interprestasi subyektif tentang apa yang ingin di ketahui oleh pembaca, menurut Jacoeb Oetama, setiap surat kabar harus mempunyai apa yang di sebut sebagai politik pemberitaan (Djacoep Oetama, Persuratkabaran Indonesia dalam Era Reformasi, Sinar Harapan, Jakarta 1986). Dua macam bahan pokok yang di gunakan untuk merumuskan politik pemberitaan adalah:
a. Kepentingan pembaca.
b. Sikap dasar surat kabar yang bersangkutan.
Sedangkan sikap dasar surat kabar sebagai sebuah lembaga kemasyarakatan tidak pernah dapat terlepas dari sikap-sikap dasar dan nilainilai dasar maupun kerangka, referensi pokok masyarakat, tempat surat kabar itu berada dan menjalankan pekrjaannya.
3. Komunikasi Massa di Media Cetak
Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (khalayak). Massa yang di maksud adalah sebagai penerima pesan (komunikan) yang memiliki status social dan ekonomi yang hiterogen satu sama lain. Pada “feed back” (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda, dalam waktu yang relative. Ciri-ciri massa menurut Kuswadi (1996:16) adalah
a. Jumlah besar.
b. Antara individu, tidak ada hubungan organisatoris.
c. Memiliki Tatar belakang yang berbeda-beda.
Karekteristik komunikasi massa menyangkut mq-.alah terbentuknya opini public dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Menurut Black and Whitney dalam komunikasi massa media massa memiliki empat fungsi. Sedangakan menurut beberapa ahli ada lagi satu Rmgsi lengkapnya, sebagai gabungan antara kedua pendapat tersebut dipaparkan sebagai berikut
a. Fungsi informasi (to inform)
b. Fungsi hiburan (to entertain)
c. Fungsi untuk membujuk (to persuade)
d. Fungsi tranmisi / pengoperan kebudayaan (transmission of the cultural)
e. Fungsi influence.
Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 085725363887
Tidak ada komentar:
Posting Komentar