HP. 0856-0196-7147

PENCARIAN

Kamis, 01 Desember 2011

PTK SD 037 : PENGGUNAAN ALAT PERAGA SKEMA STRUKTUR PEMERINTAHAN PUSAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 1 SD NEGERI 2 BOWAN KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010


 BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
             Pendidikan nasional bertujuan untuk mecerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat. Sedangkan pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil tidaknya program pembangunan faktor manusia memegang peranan yang sangat penting. Untuk pembangunan ini diperlukan manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki sifat positif terhadap etos kerja.
             Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangt penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
             Menurut Syah (1998) ditemukan bahwa penguasaan guru tentang metode pengajaran masih berada  dibawah standar. Maka guru merasa tergugah untuk memperbaikinya melalui peningkatan penguasaan metode mengajar.
             Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran Pendidikan kewarganegaraan tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris, terutama guru menggunakan metode ceramah maupun tanya  jawab terjadi dialog imperatif. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yng dapat dilihat, memberi kesempatan untukmenulis dan mengajukan pertanyaan atau tangapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
             Sebagai seorang guru yang professional hendaknya dapat memilih dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi belajar.
             Penguasaan siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Bowan Kecamatan Delangu  terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih kurang karena menurut data terakhir semester I tahun 2009/2010 daya serap siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan pada materi sistem pemerintahan RI hanya 75%, berdasarkan data tersebut maka guru akan mencari masalah-masalah yang mengganggu dan menghambat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi dan hasil belajar siswa, perbaikan pembelajaran bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PGSD 4412) pada program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Terbuka.
             Susunan laporan ini berdasarkan catatan yng dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan, observasi dan diskusi yang dilakukan dalam 2 siklus penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di kelas VI, maka laporan ini disusun dengan sistematika secara garis besar meliputi Pendahuluan, perencanaan perbaikan, pelaksanaan, temuan dan kesimpulan.

B.     Identifikasi Masalah

             Proses belajar mengajar kelas VI Sekolah Dasar 2 Bowan terhadap pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam materi pelajaran materi sistem pemerintahan RI perjuangan dalam 2 kali ulangan rata – rata hanya 5 siswa dari 14 siswa yang mencapai penguasaan materi sebesar 7,75% ke atas. Selama pembelajaran berlangsung siswa tidak termotivasi untuk penjelasan guru karena guru dalam mengajar tidak melibatkan siswa secara aktif, bahkan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.

 C.    Analisis Masalah

             Dari latar belakang dapat ditarik analisa masalah pada umumya siswa sekolah dasar kurang berminat terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karena dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena harus membaca dan menghafalkan materi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
1.      Siswa mempunyai anggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang membosankan untuk dipelajari
2.      Siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif
3.      Pengetahuan dan informasi yang diterima siswa masih sebatas produk hafalan
4.      Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
5.      Guru sering tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
6.      Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru
Berangkat dari masalah – masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan pada diri siswa

 D.    Rumusan Masalah

             Atas dasar temuan pada latar belakang masalah, identifikasi rmasalah dan analisa masalah itu, penulis dapat merumuskan masalah dalam pembelajaran yaitu: Bagaimana upaya perbaikan pembelajaran PKN dengan alat peraga skema struktur pemerintah pusat pada siswa kelas III semester I SD Negeri 2 Bowan Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010? 

 E.     Tujuan Perbaikan

            Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Mendeskripsikan  cara yang lebih efektif dalam membelajarkan Pendidikan Kewarganegaraan pada materi sistem pemerintahan RI
2.      Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya dalam materi sistem pemerintahan RI dengan  menggunakan alat peraga gambar skema struktur pemerintahan pusat ?
3.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 

F.     Manfaat Perbaikan
         Proses penulisan laporan dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan dalam pembelajaran. Langkah menemukan masalah dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk perbaikan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Adapun manfaat dari perbaikan pembelajaran adalah :
1.      Bagi siswa adalah dapat memahami materi pokok yang diajarkan
2.      Bagi pembelajaran guru adalah mempunyai kemampuan melakukan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas (PTK), sehingga guru dapat membiasakan diri melakukan perbaikan pembelajaran di dalam kelas untuk mencapai ketuntasan belajar siswa
3.      Bagi sekolah adalah dapat meningkatkan kualitas sekolah di masyarakat sehinga sekolah   dapat berkembang  secara dinamis seiring kebutuhan masyarakat luas   


 DAFTAR  PUSTAKA

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. 1980. Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Penddikan Tenaga Kependdikan, Buku II Kurikulum Inti Pendidikan Tenaga Kependidikan Program S1 Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Penddikan Nasional. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Standar Kompetensi Dasar Guru. Jakarta : Departemen Pendidkan dan Kbudayaan.
Djauzak Ahmad. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gino, dkk.1997. Belajar dan Pembelajaran I. UNS Press: Surakarta.
Jalaludin Rakhmad. 1989. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja karya.
Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nana Sudjana dan Wari Suwariyah. 1991. Model-Model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rini Ningsih (2006), Pendidikan Kewarganegaraan KELAS VI, Bogor : Yudistira
Sutrisno (2006), Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial, Kartasura : Sindhunata
Sutratinah  Tirtonagoro 1989. Metodologi Pengajaran. Salatiga: Saudara.
W. J. S Poerwodarminto. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jeffrey A. Anderson, Lakeisha D. Meyer, And John W  Somers. 2006The Impact of system-of-care Perticipation on school Functioning : Exploring Caregiver and teacher Perspectives. Academic Research Library.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 0856-0196-7147




Tidak ada komentar:

Posting Komentar